materi Bermain, Cerita, Menyanyi

بسم الله الرحمن الرحيم

 “ BERMAIN , CERITA BERNYANYI“
Dalam Pelatihan Guru Madin
Se Kota Madiun
Sabtu 14 September 2013











MENGAJAR ANAK-ANAK DENGAN METODE BCM ( BERMAIN CERITA MENYANYI ) .
MENGAJAR ANAK-ANAK DENGAN METODE BCM ( BERMAIN CERITA MENYANYI ) . metode BCM ( Bermain, Cerita, Menyanyi ).

BERMAIN :
bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan dengan spontan dan dalam suasana riang gembira.

Garvey dalam salah satu tulisannya mengemukakan adanya lima pengertian yang berkaitan dengan bermain,yaitu:
1.   Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki
nilai positif bagi anak
2.   Bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik,namun
motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3.   Bermain bersifat spontan dan suka rela, tidak ada unsur
keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak.
 4. Bermain melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
 5. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus
    dengan sesuatu yang bukan bermain,


seperti misalnya :kemampuan kreatifitas, kemampuan memecahkan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya. Pengertian ini menggambarkan bahwa apabila kegiatan bermain menyenangkan,maka anak akan terus melakukannya, namun bila sudah tidak menyenangkan maka anakpun akan menghentikan permainan tersebut.

 Klasifikasi Bermain. Klasifikasi permainan ditinjau dari beberapa sudut pandang :
 1. Sumber kebahagiaan : a. Permainan aktif : sumber kebahagiaan dari diri sendiri saat ia melakukan permainan tersebut. b. Permainan pasif : sumber kebahagiaannya dari orang lain, contohnya mendengarkan dongeng, menikmati musik dll.
2. Fungsinya : a. Permainan intelegensi, misalnya : menerjemahkan sandi, puzzle, kuis Islami, dll. b. Permainan rekreatif, misalnya : aneka permainan tepuk, shodaqoh berantai dll.
3. Jumlah peserta. a. perorangan : KKM (Kegitan Kreatif Mandiri) b. kelompok : jihad, bisik berantai,dll c. massal : lingkaran sholat, elang dan induk ayam.
4. Tempat : a. out door ( di luar ruangan / kelas ) b. in door ( di dalam ruangan / kelas ).
5. Sifat permainan : a. Kompetitif : permainan yang dilombakan. b. Konstruktif : permainan membangun. c. Destruktif : permainan membongkar. Manfaat Permainan. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan bermain, antara lain : 1. Manfaat fisik. 2. Manfaat terapi. 3. Manfaaat edukatif 4. Manfaat kreatif. 5. Manfaat pembentukan konsep diri. 6. Manfaat sosial. 7. Manfaat moral. Menentukan permainan sebagai media pendidikan. Seorang pendidik / pengasuh anak-anak yang kaya akan permainan dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya. Namun hal ini belum menjamin bahwa ia akan berhasil membawa peserta didiknya mencapai tujuan pendidikan yang sempurna atau total. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mampu memilih media permainan yang tepat dan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang diinginkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh lembaga.


Hal yang perlu diperhatikan dan diingat dalam memilih permainan sebagai media pendidikaan antara lain : 1. Keselarasan antara materi dengan jenis permainan. 2. Kondisi anak didik. 3. Kondisi lingkungan 4. Kegiatan terdahulu / variasi permainan CERITA “ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-qur’an ini kepadamu,….”. Dari penggalan Al Qur’an surat Yusuf ayat 3 diatas, dapatlah diambil pelajaran bahwa secara implisit Allah menyebut Al-Qur’an dengan ‘kumpulan cerita yang paling baik’. Maksudnya dalam mengajak manusia kedalam keimanan dan ketaatan kepada robbnya, Allah pun menggunakan metode yang menyentuh hati nurani,yaitu cerita / kisah-kisah. Hikmah yang dapat diambil atas sebuah cerita / peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu adalah sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kita berikhtibar atas peristiwa itu. Allah berfirman, “faq shulshil qoshosho la’allahum yatafakkaruun.” Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al A’rof 176). Dengan demikian, secara khusus Allah hendak mengajarkan kepada Rosulullah dan tentu juga kepada para pengikutnya yang setia,bahwa cerita adalah metode tarbiyah yang paling tepat dan efektif untuk mengajar manusia berbuat baik (akhlakul karimah) tanpa merasa digurui. Karena itulah Allah sering kali menggunakan tamsil-tamsil, perupamaan, pelukisan-pelukisan untuk mengajar manusia menuju ketaatan syariat, antara lain diambil dari dunia binatang dan tumbuhan yang dilukiskan dalam Al Qur’an dengan bahasa yang indah dan mempesona. Mengingat begitu besarnya perhatian Allah pada metode bercerita ini tentu wajar jika terbersit pertanyaan dihati kita,mengapa metode bercerita ini efektif sekali? Jawabnya adalah pertama, cerita umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni,sehingga pada kebanyakan hal, cerita yang kita dengar dimasa kanak-kanak dulu masih bisa kita ingat dengan utuh berpuluh-puluh tahun. Kemudian., yang kedua, melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. Memang harus diakui sering kali hati kita tidak merasa nyaman bila harus dikhutbahi dengan segerobak nasihat yang berkepanjangan. Uraian diatas menggambarkan bahwa cerita sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Sebagai konsekwensinya kita sebagai pengasuh /pendidik anak-anak yang sangat menggandrungi terbitnya generasi robbani dengan kesholihan amal dan luasnya pengetahuan mereka, harus merasa ikut diperintah Allah untuk menebar dan mengajar manusia dengan kesantunan tutur lewat cerita ini. Fungsi Cerita 1. Sarana kontak batin antara pendidik dan anak didik. 2. Pendidikan imajinasi / fantasi. 3. Pendidikan emosi (perasaan) anak didik. 4. Sarana pendidikan bahasa anak didik. 5. Membantu proses identifikasi diri / perbuatan. 6. Media penyampai pesan / nilai-nilai agama. 7. Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan. Klasifikasi cerita. Sebelum seseorang bercerita, terlebih dahulu ia harus memilih / menentukan terlebih dahulu jenis cerita apa yang cocok dan sesuai dengan obyek dakwah yang kita tangani. Pemilihan jenis cerita ini antara lain ditentukan oleh : 1. Tingkat usia pendengar. 2. Jumlah pendengar. 3. Tingkat heterogenitas pendengar. 4. Tujuan penyampaian materi. 5. Suasana acara. 6. Situasi dan kondisi pendengar. Adapun pengelompokan cerita ini ditinjau dari beberapa sudut pandang, yang secara sederhana dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pelakunya. a. fabel ( dunia binatang dan tumbuhan ). b. dunia manusia c. dunia benda mati d. campuran / kombinasi 2. Berdasarkan kejadiannya. a. cerita sejarah ( tarikh ). b. Cerita fiksi ( rekaan ). c. Cerita fiksi sejarah. 3. Berdasarkan sifat dan waktu penyajiannya. a. cerita bersambung. b. Cerita serial. c. Cerita sisipan. d. Cerita ilustrasi. e. Cerita lepas. 4. Berdasarkan jumlah pendengar. a. cerita privat. (1) cerita pengantar tidur. (2) Cerita lingkaran pribadi ( kelompok sangat kecil ). b. cerita kelas. (1) kelas kecil ( s.d 20 anak ) (2) kelas besar ( s.d 20 – 40 anak ). c. cerita untuk forum terbuka. 5. Berdasarkan teknik penyajiannya. a. direct story ( cerita lagsung / tanpa naskah ). b. Story reading ( membaca cerita ) 6. Berdasarkan pemanfaatan peraga. a. bercerita dengan alat peraga. b. Bercerita tanpa alat peraga. Sekali lagi, pemilihan jenis cerita diatas sangat berpengaruh pada teknik penyajiannya. Karena setiap cerita mempunyai gaya, teknik dan pendekatan yang berbeda-beda, oleh karenanya pemahaman yang mendalam tentang jenis dan karakter pendengar juga sangat dibutuhkan. Untuk mencapai keberhasilan dalam bercerita, ada dua faktor pokok yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik yang akan bercerita, yaitu : 1. Naskah / skenario atau setidaknya synopsis. ( kerangka cerita ). a. dari sumber ceritayang telah ada. (1) sumber bisa didapat dari buku cerita,komik, majalah. (2) Mengubah naskah dari bahasa tulis ke bahasa lisan ( percakapan) (3) Penyesuaian / modifikasi alur, setting dan bumbu cerita. (4) Melatih naskah baru berulang-ulang dalam penyajian yang sebenarnya. b. mengarang cerita sendiri. Untuk mempermudah menemukan ide dasar dan alur cerita, ada beberapa hal yang mungkin dapat mambantu : (1) Pilihlah setting awal. Baik setting tempat, waktu maupun suasana. (2) Tentukan tokoh utama dan tokoh antagonisnya (3) Munculkan konflik. Ada 4 macam konflik : - Person against self ( dari diri sendiri ). - Person against person ( diri sdr dengan orang lain ). - Person against society ( diri sdr dengan masyarakat ) - Person against nature ( diri sdr dengan alam ). (4) klimaks (puncak masalah ). (5) Penyelesaian. 2. Teknik penyajian. Bila faktor naskah “beres”, maka faktor kedua yang akan menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam bercerita adalah faktor teknik penyajian. Bagaimanapun bagusnya naskah sebuah cerita tanpa didukung dengan teknik penyajian yang sempurna / baik, maka akan hambar / rusak juga, oleh karenanya unsur-unsur penyajian cerita harus dikombinasikan secara proposional. Unsur-unsur itu adalah a. Total. Artinya bersungguh - sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan kita. Termasuk dalam pengertian totalitas di sini adalah ketulusan dan keikhlasan kita. b. Satukan perhatian anak. Ada beberapa cara misalnya : diajak bermain tepuk, bernyanyi , atau Tanya jawab sekilas, lalu buatlah kesepakatan dengan anak-anak, misalnya waktu mendengarkan cerita tidak boleh ramai sendiri, dsb. c. Detail. Maksudnya gambarkanlah secara terinci cerita kita, diantaranya :personifikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog antar tokohnya, dsb. d. Dramatisasi. Artinya menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh utama dengan tokoh antagonos secara tajam. Inilah yang disebut dramatisasi ( menyangatkan). Pada adegan yang memang perlu diberi penekanan, tonjolkan dengan maksimal. e. Ekspresif. Maksudnya dalam bercerita harus penuh penghayatan. Cerita yang tidak ekspresif akan terasa hambar, monoton, dan membosankan. Oleh karena itu kita perlu memanfaatkan seluruh anggota tubuh kita, terutama mimik muka, tangan dan bahu, misalnya : membelalak, melirik, marah, menyeramkan, tertawa, dsb. f. Ilustrasi suara. Memberi ilustrasi cerita kita dengan suara-suara khusus mempunyai efek yang bagus bagio cerita kita. Ada dua macam : (1) suara lazim: suara yang kita tirukan sebagaimana aslinya, misal : dor !( untuk suara tembakan), meong…(suara kucing),dsb. (2) Suara tak lazim: suara yang kita ciptakan sendiri, misalnya : towengweng….(suara menghilang), suara angin, suara mantra yanga aneh-aneh,dsb. g. Suspence dan humor. Cerita yang menegangkan dan kaya akan humor biasanya lebih disukai anak-anak. Efek tegang bisa dibangun dengan memunculkan adegan-adegan penuh kejutan, suasana sunyi,dsb. Sedang efek humor bisa dibangun melalui dialog-dialog maupun gerakan yang lucu. h. Frienship. Maksudnya dalam bercerita ciptakan suasana akrab dan bersahabat dengan anak-anak. Halini bisa diusahakan dengan pengaturan tempat duduk,memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berkomentar, tanya jawab dsb. i. Perhatikan situasi dan kondisi pendengar. Anak-anak yang tampaknya sudah cukup penat dan jenuh, sebaiknya cukup diberi cerita yang ringan yang penuh canda. Cerita serius yang sarat akan pesan sebaiknya diberikan pada anak-anak yang dalam kondisi fresh. j. Happy ending. Akhir dari cerita dimana sang tokoh utama mengalami kebahagiaan. Cerita yang berakhir dengan kesedihan dan kekalahan sang tokoh utama, akan menjadikan anak-anak kecewa. Kalau tokoh utamanya dikisahkan “terpaksa” meningggal dunia, maka gambarkanlah bahwa ia mati syahid atau khusnul khotimah. MENYANYI Menyanyi adalah bagian yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak.Menyenandungkan lagu, apalagi yang berirama riang, sungguh merupakan kegiatan yang digandrunginya. Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu pada dasarnya adalah bentuk dari bahasa nada. Yaitu bentuk harmoni dari tinggi rendahnya suara. Pada insan-insan belia yang perbendaharaan bahasa masih cukup terbatas ini, bahasa nada justru lebih mudah mereka kunyah. Bahasa kata-kata membuat mereka dituntut mengernyitkan dahi dan bersusah payah untuk memahami maknanya. Sedang bahasa nada justru akan membawa mereka pada suasana : riang, syahdu, sedih,semangat,dsb, tanpa harus mereka mengerti apa isi kandungannya. Kita dapat saksikan bayi yang baru berusia beberapa bulan tergelak-gelak mendengar ayah bundanya menyanyikan lagu gembira. Saat lain iapun tertidur pulas setelah bundanya melantunkan lagu syahdu walaupun tanpa syair, semisal ningnong ning gung…Begitulah, jauh sebelum anak-anak mengenal bahasa kata,ia telah mengenal bahasa nada. Ketika anak-anak beranjak lebih besar, mereka akan semakin akrab dengan lagu atau nyanyian. Asal melodinya tidak terlalu rumit, mereka akan dengan senang hati menyanyikannya.Mereka minta diajari menyanyi, menghafalkan syairnya, belajar melafalkan kata-kata yang terdapat pada syair lagu itu, sibuk bergaya ketika menyanyi, dsb.Semua itu adalah bagian dari dunia keceriaan masa kanak-kanak yang indah. Dalam kaitannya dengan hal ini, menjadi sangat dimengerti apabila para ulama tempo dulu menciptakan banyak lagu /tembang sebagai sarana dakwahnya. Lagu-lagu iru sampai sekarang masih sering kita dengarkan lewat menara-menara masjid dengan lantunan puji-pujiannya. Konon untuk menunjukkan kecintaannya pada Rosulullah SAW, para shahabat melantunkan sholawat badar untukmenyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dari perang badar yang dimenangkan kaum muslimin dengan gilang gemilang. Bukankah sholawat badar bukan satu bentuk dari nyanyian Demikian pula ketika nabi Muhammad SAW mengagumi lantunan suara Abu Musa Al Asy’ari membaca Al Qur’an,bukankah lantunan suara itu bentuk dari sebuah lagu. Demikianlah menurut fitrohnya manusia memang menyukai keindahan, dalam soal suara, manusia pasti akan lebih menyukai nada-nada yang indah, mengandung harmoni, sehingga enak didengar daripada mendengar suara-suara yang cenderung sumbang, tak beraturan sehingga terasa tak nyaman di telinga. Bentuk harmoni yang indah itu kemudian diusahakan agar dapat diulang kembali, diperdengarkan lagi, ditirukan, bahkan disebarluaskan. Itulah yang kita kenal sebagai lagu atau nyanyian. Fungsi dan makna nyanyian bagi pendidikan anak-anak. Melihat kegemaran anak-anak menyanyi tentu dengan segenap tingkah lakunya, menerbitkan pertanyaan : apa sebenarnya fungsi dan makna lagu-lagu semacam itu bagi mereka ? sebagai seorang pendidik pertanyaan lumrah ini memang wajib kita cari jawabannya. Sebagai renungan di bawah ini secara garis besar akan kita sebutkan apa makna dan fungsi kegiatan bernyanyi bagi anak-anak, yaitu : 1. Sebagai pendidikan emosi 2. Pendidikan motorik 3. Pengembangan daya imajinasi 4. Peneguhan eksistensi diri 5. Pengembangan kemampuan berbahasa 6. Pengembangan daya intelektual 7. Pengembangan kekayaan rohani dan pendidikan nilai-nilai moral. Mengajarkan lagu pada anak-anak. Untuk dapat mengajarkan lagu pada anak-anak dengan baik, ustadz/ pengasuh anak-anak harus mempersiapkan dan memperhatikan 3 hal : 1. Kesiapan materi lagu. 2. kesiapan emosi 3. Ketepatan situasi.
Perpaduan Kekuatan Bercerita dan Bernyanyi
Bercerita punya kekuatan dalam menyampaikan pesan. Sementara bernyanyi punya kekuatan dalam menanamkan kesan. Bagaimana jadinya jika kedua aktivitas tersebut dipadukan?
1. Bercerita menyampaikan pesan, bernyanyi memperkuat pesannya
2. Bercerita mengaktifkan pikiran, bernyanyi mengasah perasaan
Bercerita dan bernyanyi bisa saling melengkapi dalam berpikir dan merasa. Ketika otak berlogika dengan cerita, nyanyian akan mengasah perasaan kita. Boleh dibilang, otak kiri dan otak kanan kita diaktivasi dengan memadukan keduanya.
3. Bercerita menyentuh pemahaman, bernyanyi memperkuat ingatan
Ketika cerita disajikan, pada saat itu pula pendengar dibawa kepada situasi cerita yang di dalamnya punya misi penyampaian pesan. Ketika terbawa ke dalam cerita, saat itu juga pemahaman kita dilatih.
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-qur’an ini kepadamu,……..”.
Dari penggalan Al Qur’an surat Yusuf ayat 3 diatas, dapatlah diambil pelajaran bahwa secara implisit Allah menyebut Al-Qur’an dengan ‘kumpulan cerita yang paling baik’. Maksudnya dalam mengajak manusia kedalam keimanan dan ketaatan kepada robbnya, Allah pun menggunakan metode yang menyentuh hati nurani,yaitu cerita / kisah-kisah. Hikmah yang dapat diambil atas sebuah cerita / peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu adalah sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kita berikhtibar atas peristiwa itu. Allah berfirman,
“faq shulshil qoshosho la’allahum yatafakkaruun.”
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
( Al A’rof 176).
Dengan demikian, secara khusus Allah hendak mengajarkan kepada Rosulullah dan tentu juga kepada para pengikutnya yang setia,bahwa cerita adalah metode tarbiyah yang paling tepat dan efektif untuk mengajar manusia berbuat baik (akhlakul karimah) tanpa merasa digurui. Karena itulah Allah sering kali menggunakan tamsil-tamsil, perupamaan, pelukisan-pelukisan untuk mengajar manusia menuju ketaatan syariat, antara lain diambil dari dunia binatang dan tumbuhan yang dilukiskan dalam Al Qur’an dengan bahasa yang indah dan mempesona.
Mangingat begitu besarnya perhatian Allah pada metode bercerita ini tentu wajar jika terbersit pertanyaan dihati kita,mengapa metode bercerita ini efektif sekali? Jawabnya adalah pertama, cerita umumnya lebih berkesan daripada nasehat murni,sehingga pada kebanyakan hal, cerita yang kita dengar dimasa kanak-kanak dulu masih bisa kita ingat dengan utuh berpuluh-puluh tahun. Kemudian., yang kedua, melalui cerita manusia diajarkan untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui. Memang harus diakui sering kali hati kita tidak merasa nyaman bila harus dikhutbahi dengan segerobak nasihat yang berkepanjangan. Uraian diatas menggambarkan bahwa cerita sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Sebagai konsekwensinya kita sebagai pengasuh /pendidik anak-anak yang sangat menggandrungi terbitnya generasi robbani dengan kesholihan amal dan luasnya pengetahuan mereka, harus merasa ikut diperintah Allah untuk menebar dan mengajar manusia dengan kesantunan tutur lewat cerita ini.

Fungsi Cerita

1. Sarana kontak batin antara pendidik dan anak didik.
2. Pendidikan imajinasi / fantasi.
3. Pendidikan emosi (perasaan) anak didik.
4. Sarana pendidikan bahasa anak didik.
5. Membantu proses identifikasi diri / perbuatan.
6. Media penyampai pesan / nilai-nilai agama.
7. Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan.
Klasifikasi cerita.
Sebelum seseorang bercerita, terlebih dahulu ia harus memilih / menentukan terlebih dahulu jenis cerita apa yang cocok dan sesuai dengan obyek dakwah yang kita tangani. Pemilihan jenis cerita ini antara lain ditentukan oleh :
1. Tingkat usia pendengar.
2. Jumlah pendengar.
3. Tingkat heterogenitas pendengar.
4. Tujuan penyampaian materi.
5. Suasana acara.
6. Situasi dan kondisi pendengar.
Adapun pengelompokan cerita ini ditinjau dari beberapa sudut pandang, yang secara sederhana dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pelakunya.
a. fabel ( dunia binatang dan tumbuhan ).
b. dunia manusia
c. dunia benda mati
d. campuran / kombinasi
2. Berdasarkan kejadiannya.
a. cerita sejarah ( tarikh ).
b. Cerita fiksi ( rekaan ).
c. Cerita fiksi sejarah.
3. Berdasarkan sifat dan waktu penyajiannya.
a. cerita bersambung.
b. Cerita serial.
c. Cerita sisipan.
d. Cerita ilustrasi.
e. Cerita lepas.
4. Berdasarkan jumlah pendengar.
a. cerita privat.
(1) cerita pengantar tidur.
(2) Cerita lingkaran pribadi ( kelompok sangat kecil ).
b. cerita kelas.
(1) kelas kecil ( s.d 20 anak )
(2) kelas besar ( s.d 20 – 40 anak ).
c. cerita untuk forum terbuka.
5. Berdasarkan teknik penyajiannya.
a. direct story ( cerita lagsung / tanpa naskah ).
b. Story reading ( membaca cerita )
6. Berdasarkan pemanfaatan peraga.
a. bercerita dengan alat peraga.
b. Bercerita tanpa alat peraga.

Sekali lagi, pemilihan jenis cerita diatas sangat berpengaruh pada teknik penyajiannya. Karena setiap cerita mempunyai gaya, teknik dan pendekatan yang berbeda-beda, oleh karenanya pemahaman yang mendalam tentang jenis dan karakter pendengar juga sangat dibutuhkan. Untuk mencapai keberhasilan dalam bercerita, ada dua faktor pokok yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik yang akan bercerita, yaitu :
1. Naskah / skenario atau setidaknya synopsis. ( kerangka cerita ).
a. dari sumber ceritayang telah ada.
(1) sumber bisa didapat dari buku cerita,komik, majalah.
(2) Mengubah naskah dari bahasa tulis ke bahasa lisan ( percakapan)
(3) Penyesuaian / modifikasi alur, setting dan bumbu cerita.
(4) Melatih naskah baru berulang-ulang dalam penyajian yang sebenarnya.
c. mengarang cerita sendiri.
Untuk mempermudah menemukan ide dasar dan alur cerita, ada beberapa hal yang mungkin dapat mambantu :
(1) Pilihlah setting awal.
Baik setting tempat, waktu maupun suasana.
(2) Tentukan tokoh utama dan tokoh antagonisnya
(3) Munculkan konflik.
Ada 4 macam konflik :
- Person against self ( dari diri sendiri ).
- Person against person ( diri sdr dengan orang lain ).
- Person against society ( diri sdr dengan masyarakat )
- Person against nature ( diri sdr dengan alam ).
(4) klimaks (puncak masalah ).
(5) Penyelesaian.
2. Teknik penyajian.
Bila faktor naskah “beres”, maka faktor kedua yang akan menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam bercerita adalah faktor teknik penyajian. Bagaimanapun bagusnya naskah sebuah cerita tanpa didukung dengan teknik penyajian yang sempurna / baik, maka akan hambar / rusak juga, oleh karenanya unsur-unsur penyajian cerita harus dikombinasikan secara proposional. Unsur-unsur itu adalah
a. Total.
Artinya bersungguh - sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan kita. Termasuk dalam pengertian totalitas di sini adalah ketulusan dan keikhlasan kita.
b. Satukan perhatian anak.
Ada beberapa cara misalnya : diajak bermain tepuk, bernyanyi , atau Tanya jawab sekilas, lalu buatlah kesepakatan dengan anak-anak, misalnya waktu mendengarkan cerita tidak boleh ramai sendiri, dsb.
c. Detail.
Maksudnya gambarkanlah secara terinci cerita kita, diantaranya :personifikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog antar tokohnya, dsb.
d. Dramatisasi.
Artinya menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh utama dengan tokoh antagonos secara tajam. Inilah yang disebut dramatisasi ( menyangatkan). Pada adegan yang memang perlu diberi penekanan, tonjolkan dengan maksimal.
e. Ekspresif.
Maksudnya dalam bercerita harus penuh penghayatan. Cerita yang tidak ekspresif akan terasa hambar, monoton, dan membosankan. Oleh karena itu kita perlu memanfaatkan seluruh anggota tubuh kita, terutama mimik muka, tangan dan bahu, misalnya : membelalak, melirik, marah, menyeramkan, tertawa, dsb.
f. Ilustrasi suara.
Memberi ilustrasi cerita kita dengan suara-suara khusus mempunyai efek yang bagus bagio cerita kita. Ada dua macam :
(1) suara lazim: suara yang kita tirukan sebagaimana aslinya, misal : dor !( untuk suara tembakan), meong…(suara kucing),dsb.
(2) Suara tak lazim: suara yang kita ciptakan sendiri, misalnya : towengweng….(suara menghilang), suara angin, suara mantra yanga aneh-aneh,dsb.
g. Suspence dan humor.
Cerita yang menegangkan dan kaya akan humor biasanya lebih disukai anak-anak. Efek tegang bisa dibangun dengan memunculkan adegan-adegan penuh kejutan, suasana sunyi,dsb. Sedang efek humor bisa dibangun melalui dialog-dialog maupun gerakan yang lucu.
h. Frienship.
Maksudnya dalam bercerita ciptakan suasana akrab dan bersahabat dengan anak-anak. Halini bisa diusahakan dengan pengaturan tempat duduk,memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berkomentar, tanya jawab dsb.
i. Perhatikan situasi dan kondisi pendengar.
Anak-anak yang tampaknya sudah cukup penat dan jenuh, sebaiknya cukup diberi cerita yang ringan yang penuh canda. Cerita serius yang sarat akan pesan sebaiknya diberikan pada anak-anak yang dalam kondisi fresh.
j. Happy ending.
Akhir dari cerita dimana sang tokoh utama mengalami kebahagiaan. Cerita yang berakhir dengan kesedihan dan kekalahan sang tokoh utama, akan menjadikan anak-anak kecewa. Kalau tokoh utamanya dikisahkan “terpaksa” meningggal dunia, maka gambarkanlah bahwa ia mati syahid atau khusnul khotimah.

MENYANYI
Menyanyi adalah bagian yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak.Menyenandungkan lagu, apalagi yang berirama riang, sungguh merupakan kegiatan yang digandrunginya. Hal ini tidaklah mengherankan, karena lagu pada dasarnya adalah bentuk dari bahasa nada. Yaitu bentuk harmoni dari tinggi rendahnya suara. Pada insan-insan belia yang perbendaharaan bahasa masih cukup terbatas ini, bahasa nada justru lebih mudah mereka kunyah. Bahasa kata-kata membuat mereka dituntut mengernyitkan dahi dan bersusah payah untuk memahami maknanya. Sedang bahasa nada justru akan membawa mereka pada suasana : riang, syahdu, sedih,semangat,dsb, tanpa harus mereka mengerti apa isi kandungannya. Kita dapat saksikan bayi yang baru berusia beberapa bulan tergelak-gelak mendengar ayah bundanya menyanyikan lagu gembira. Saat lain iapun tertidur pulas setelah bundanya melantunkan lagu syahdu walaupun tanpa syair, semisal ningnong ning gung…Begitulah, jauh sebelum anak-anak mengenal bahasa kata,ia telah mengenal bahasa nada.
Ketika anak-anak beranjak lebih besar, mereka akan semakin akrab dengan lagu atau nyanyian. Asal melodinya tidak terlalu rumit, mereka akan dengan senang hati menyanyikannya.Mereka minta diajari menyanyi, menghafalkan syairnya, belajar melafalkan kata-kata yang terdapat pada syair lagu itu, sibuk bergaya ketika menyanyi, dsb.Semua itu adalah bagian dari dunia keceriaan masa kanak-kanak yang indah. Dalam kaitannya dengan hal ini, menjadi sangat dimengerti apabila para ulama tempo dulu menciptakan banyak lagu /tembang sebagai sarana dakwahnya. Lagu-lagu iru sampai sekarang masih sering kita dengarkan lewat menara-menara masjid dengan lantunan puji-pujiannya. Konon untuk menunjukkan kecintaannya pada rosulullah, para shahabat melantunkan sholawat badar untukmenyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dari perang badar yang dimenangkan kaum muslimin dengan gilang gemilang. Bukankah sholawat badar bukan satu bentuk dari nyanyian Demikian pula ketika nabi Muhammad SAW mengagumi lantunan suara Abu Musa Al Asy’ari membaca Al Qur’an,bukankah lantunan suara itu bentuk dari sebuah lagu.
Demikianlah menurut fitrohnya manusia memang menyukai keindahan, dalam soal suara, manusia pasti akan lebih menyukai nada-nada yang indah, mengandung harmoni, sehingga enak didengar daripada mendengar suara-suara yang cenderung sumbang, tak beraturan sehingga terasa tak nyaman di telinga. Bentuk harmoni yang indah itu kemudian diusahakan agar dapat diulang kembali, diperdengarkan lagi, ditirukan, bahkan disebarluaskan. Itulah yang kita kenal sebagai lagu atau nyanyian.

Fungsi dan makna nyanyian bagi pendidikan anak-anak.

Melihat kegemaran anak-anak menyanyi tentu dengan segenap tingkah lakunya, menerbitkan pertanyaan : apa sebenarnya fungsi dan makna lagu-lagu semacam itu bagi mereka ? sebagai seorang pendidik pertanyaan lumrah ini memang wajib kita cari jawabannya. Sebagai renungan di bawah ini secara garis besar akan kita sebutkan apa makna dan fungsi kegiatan bernyanyi bagi anak-anak, yaitu :
1. Sebagai pendidikan emosi
2. Pendidikan motorik
3. Pengembangan daya imajinasi
4. Peneguhan eksistensi diri
5. Pengembangan kemampuan berbahasa
6. Pengembangan daya intelektual
7. Pengembangan kekayaan rohani dan pendidikan nilai-nilai moral.

Mengajarkan lagu pada anak-anak.

Untuk dapat mengajarkan lagu pada anak-anak dengan baik, ustadz/ pengasuh anak-anak harus mempersiapkan dan memperhatikan 3 hal :
1. Kesiapan materi lagu.
2. kesiapan emosi
3. Ketepatan situasi.
 MACAM-MACAM TEPUK ISLAM DAN LAGU SANTRI TPA
1. AMAL APA ( Lagu : Sedang apa ) Amal apa. Amal apa, yang disukai Allah Bersholatlah, bersholatlah, tepat pada waktunya Apa lagi, apa lagi, yang disukai Allah Berbaktilah, berbaktilah pada ibu dan ayah Apa lagi, apa lagi yang disukai Allah Sholawatlah, sholawatlah pada Nabi Muhammad Apa lagi, apa lagi yang disukai Allah Berjuanglah, berjuanglah, berjuang di jalan Allah

 2. MARI-MARILAH SHOLAT ( Lagu : Naik-naik ke puncak ) Sayang-sayang adikku sayang Mari-marilah sholat Satu hari lima kali sujud pada Illahi Satu hari lima kali sujud pada Illahi Mari-mari, marilah sholat Lima kali sehari Subuh Dhuhur Asar Maghrib Isya’ kembali ke Shubuh lagi Subuh Dhuhur Asar Maghrib Isya’ kembali ke Shubuh lagi
 3. IKRAR KITA (Lagu : Bintang Kecil ) Tuhan kita, Allahu Ar Rohim Nabi kita, Muhammad Al Amin Kitab kita, Al Qur’anul Karim Teman kita, sesama muslimin
4. SANTRI KECIL (Lagu : Bintang Kecil ) Santri kecil di masjid yang indah Bawa Qur’an dan bawa sajadah Rajin ngaji dan rajin ngibadah Pakai peci dan busana muslimah Santri kecil TPA MTA Bawa Qiro’aty dan AL Qur’an Rajin sholat dan rajin mengaji Sayang kawan tak suka bermusuhan
5. AGAMAKU ISLAM ( Lagu : Topi saya bundar ) Agamaku Islam, Islam agamaku Kalau bukan Islam, bukan agamaku Tuhan saya Allah, Allah Tuhan saya Kalau bukan Allah, bukan Tuhan saya Tuhan saya satu, satu Tuhan saya Kalau tidak satu, bukan Tuhan saya 6. RUKUN ISLAM ( Lagu : Balonku ada lima ) Rukun Islam yang lima Syahadat, sholat, puasa Zakat untuk si papa haji bagi yang kuasa Siapa yang tak sholat ( nar ….. ) Siapa yang belum zakat Kan rugi di akhirat Allah pasti melaknat
7. ALLAH MAHA ESA ( Lagu : Balonku ada lima ) Allah yang Maha Esa Pemurah dan Pencipta Tempat hamaba meminta Memuji dan berdoa Beriman dan berakal Untuk bekal hidupku Ikhtiyar dan tawakal Itulah usahaku
8. TUHAN HANYA SATU ( Lagu : Balonku ada lima ) Tuhanku hanya satu Tiada bersekutu Dia tidak berputra Tidak pula berbapa Siapa bilang tiga door ! Itu musyrik namanya Orang seperti dia Nerakalah tempatnya
 9. SHOLAT DAN ZAKAT ( Lagu : Panjang umurnya ) Sholat bersama, sholat bersama Sholat bersama lebih mulia Lebih mulia, lebih mulia Membayar zakat, membayar zakat Membayar zakat juga utama Juga utama, juga utama Rajin mengaji, rajin mengaji Rajin mengaji juga mulia Juga utama, juga utama
 10. MARI MENGAJI ( Lagu : Naik delman ) Tiap sore hari ku rajin dating mengaji Dengan kawan-kawan, tuk jadi anak terpuji Di samping mengaji, diajar pula menyanyi Agar hati ini selalu dekat Illahi Yo kawan-kawan, marilah kita mengaji Yo kawan-kawan, marolah kita mengaji
11. ALLAH MAHA ESA ( Lagu : Burung kakak tua ) Allah Maha Esa, Allah Maha Kaya Allah Maha Sayang, Allah Maha Kuasa Allah, Allah, Allahu akbar Allah, Allah, Allahu akbar Allah, Allah, Allahu akbar Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Kekal Allah Maha Esa, Allah yang sempurna Allah, Allah, Allahu akbar Allah, Allah, Allahu akbar Allah, Allah, Allahu akbar Allah Maha Besar
12. SANTRI TPA ( Lagu : Warung pojok ) Hijau muda seragamnya ( menawan ) Pakai jilbab di kepala ( cantiknya ) Qiro’aty bawaannya Cinta Al Qur’an orangnya Aduh gantengnya, aduh cantiknya Aduh anggunnya, baik budi pekertinya
13. MARI SHOLAT ( Lagu : Gelang sipatu gelang ) Sholat, marilah sholat Mari sholat bersama-sama Barang siapa yang tidak sholat Yang tidak sholat mendapat siksa
14. CARA WUDLU ( Lagu : Naik-naik ke puncak ) Mari kawan kita belajar Cara wudlu yang benar Yang pertama baca basmalah Dua basuh telapak tangan Yang ketiga berkumur-kumur Sambil membasuh lubang hidung Yang keempat membasuh muka Lalu membasuh tangan Dahulukan tangan yang kanan Baru tangan yang kiri Usap kepala langsung telinga Cukup sekali saja Yang kelima membasuh kaki Hingga ke mata kaki Dahulukan kaki yang kanan Baru kaki yang kiri Jangan lupakan baca syahadat Agar wudlu sempurna
15. JALAN MASUK SYURGA ( Lagu : Satu-satu ) Satu-satu aku cinta Allah Dua-dua cinta Rasulullah Tiga-tiga cinta orang tua Satu, dua, tiga jalan masuk syurga
16. RUKUN IMAN ( Lagu : Satu-satu ) Rukun iman enam perkara Yang pertama iman kepada Allah Yang kedua Malaikat-Nya Yang ketiga Rasul-rasul-Nya Yang keempat Kitab-kitab-Nya Yang kelima hari Qiamat Yang keenam Qodho dan Qodhar Semua datang dari Allah 2X
17. 25 RASUL ( Lagu : Sorak-sorak bergembira ) Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh Ibrahim, Luth, Ismail Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub Syu’aib, Harun, Musa Dzulkifli, Daud, Sulaiman Ilyas, Ilyasa, Yunus Zakaria, Yahya, Isa Muhammad Nabi kita
18. KITAB AL QURAN (Lagu : Layang-layang ) Ku ambil kita Al Qur’an Ku baca dan kuartikan Ku simak dan ku renungkan dengan tenang Ku jadikan pedoman Berlatih berlatih Berlatih membaca Al Qur’an Berlatih dan ku ajak kawan-kawan Hati gembira dan senang
19. MUHAMMAD RASULULLAH ( Lagu : Apuse ) Muhammad Rasulullah Penutup Nabi dan Rasul Sebagai rahmad bagi alam raya Muhammad Rasulullah Pemimpin di akhir zaman Sholawat serta salam kami untukmu Ya Muhammad, Rasulullah Ya Muhammad, hamba Allah Muhammad Rasulullah Teladan bagi ummatnya Al Qur’an firman Allah pedomannya Muhammad Rasulullah Jasamu amatlah besar Mari kita teruskan ajarannya
20. RUKUN ISLAM ( Lagu : Siapa suka hati ) Katakan rukun Islam yang pertama ( Syahadat ) Katakan rukun Islam yang kedua ( Sholat ) Ketiganya puasa, keempat membayar zakat Kelima pergi haji naik pesawat wus… wus…
21. DISINI ISLAM DISANA ISLAM ( Lagu : Disini senang di sana senang ) Disini Islam disana Islam Dimanapun aku tetap Islam Sekarang Islam, besokpun Islam Sampai matipun ku tetap Islam Dimanapun tetap Islam, Islam jaya dimanapun Tetap Islam, Islam jaya dimanapun
22. I Q R O ( Lagu : Disini senang di sana senang ) Disini Iqro’ disana Iqro’ Dimana-mana bacalah Iqro’ Di sekolah baca, di rumah baca Di mana-mana bacalah Iqro’ خَ حَ جَ ثَ تَ بَ اَ صَ شَ سَ زَ رَ ذَ دَ قَ فَ غَ عَ ظَ طَ ضَ يَ ءَ هَ وَ نَ مَ لَ كَ 23. SANTRI KECIL ( Lagu : Pelangi koes plus ) Kulihat santri kecil di sore hari Ia rajin mengaji sambil bernyanyi Santri kecil-santri kecil Rajin-rajinlah mengaji Mengabdi pada Illahi Untuk bekal hari nanti
24. SUARA ADZAN (Lagu : Kring-kring-kring ada sepeda) Terdengar suara adzan, Tanda panggilan sholat Tundalah kegiatan, Marilah beribadat Dengar seruan qomat, Sholatkan dimulai Khusyu’ waktu ibadah Ikhlas di dalam hati
25. AL QURAN (Lagu : Soleram) Al Qur’an, Al Qur’an Al Qur’an firman Tuhan Kitab suci menjadi pedoman kawan Pelajari serta diamalkan Kitab suci menjadi pedoman kawan Pelajari serta diamalkan
 26. MARI KITA SHOLAT ( Lagu : Matahari terbenam ) Ayo kawan semua, mari kita sholat Tinggalkan permainan, kerjakan ibadah Ayo … ayo…. ayo mari kita sholat Ayo … ayo … ayo kerjakan ibadah
27. PERGI MENGAJI ( Lagu : Matahari terbenam ) Menjelang sore hari, ku pergi mengaji Kubawa Qiro’aty, dengan senang hati Ayo…ayo… ayo kita mengaji Ayo…ayo… ayo kita mengaji 28. LIHAT AKU ( Lagu : Lihat kebunku ) Lihatlah aku anak yang pintar Riang selalu dan rajin belajar Setiap hari ku ngaji Qur’an Bersama teman Di TPA MTA
 29. WAKTU DAN REKAAT SHOLAT (Lagu : Bangun tidur) Sholat Shubuh di pagi hari Sholat Dhuhur di siang hari Sholat Asar di sore hari Maghrib, Isya’ di malam hari Sholat Subuh dua rekaat Dhuhur ‘Asar empat rekaat Sholat Maghrib tiga rekaat Sholat Isya’ empat rekaat 30. MENGAJI AL QUR AN (Lagu : Heli anjing kecil) Mari mengaji Al Qur’an Dengan ustadz ustadah Ikuti dan perhatikan Jangan banyak bercanda Ingat, Hei teman Hormati Al Qur’an Ayo, hei teman Kita mengamalkan 31. AKU ANAK ISLAM (Lagu : Aku anak sehat) Aku anak Islam rajin sembahyang Karena bimbingan ibu tersayang Semenjak aku kecil, slalu ikut mengaji Sehingga mengerti ajaran Ilahi Senang hati ibu melihat aku Tak lupa mengaji setiap waktu Bila aku belajar ibu slalu ihtiar Membimbingku belajar jadi anak yang pintar 32. MASUK PENGAJIAN (Lagu : Lagi bilaman) Ayo, kawan-kawan kita bergandeng tangan Besama-sama masuk ke pengajian Ayo, ayo , ayo Ayo, ayo, ayo Bawa Qiro’aty dan Al Qur’an Jangan sampai ketinggalan Duduk tertib mendengarkan 33. CINTA ISLAM ( Lagu : Desaku) Islamku yang kucinta Kujaga selalu Membuat ku bahagia Dan ingin menyatu Tak akan kulupakan Tak akan bercerai Selalu kudambakan Islamku yang damai 34. NGAJI SAMA-SAMA ( Lagu : Cublak-cublak suweng ) Ngaji sama-sama, yang ramai tidak bisa Yang ngantuk tidak dengar, yang nganggu tak disuka Bismillah ayo ngaji, bismillah ayo ngaji Ayo-ayo ngaji, ngajine sing tenanan Ora pareng gojegan Lungguhe anteng-antengan Sing rame kancane syetan Bismillah ayo ngaji, bismillah ayo ngaji 35. SIAPA TAHU ( Lagu :Nama-nama rasa ) Siapa tahu nama Tuhan kita Allah Allah Allah Azawajala Siapa tahu nama Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam Cobalah katakan apa kitab kita Alqur’an namanya Sesama muslim itu teman kita Kalau musuh kita adalah setan 36. MENUNTUT ILMU ( Lagu : Bebek-bebekku ) Teman-temanku, mari-kemari Ikutlah aku menuntut ilmu Disana kita ngaji bersama Tuk bekal hidup nanti diakhiratnya Yo ikut, yo ikut ngaji bersama Belajar Al Qur’an dengan gembira 37. ARTI TPA DAN MTA (Lagu : Apa guna keluh kesah) Apa artinya TPA Apa artinya TPA Taman Pendidikan Al-Qur’an Itu artinya TPA Apa artinya MTA Apa artinya MTA Itu Majlis Tafsir Al-Qur’an Itu artinya MTA 38. ALLAH TUJUAN KITA (Lagu : Semut-semut kecil) + Wahai santri-santri Ustadz mau tanya Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, dan apa kitabmu ? = Ustadz baik hati Kami kan menjawab Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Al Qur’an kitabku Alhamdulillah kalian tahu Alhamdulillah kalo begitu + Wahai santri-santri Ustadz tanya lagi Siapa temanmu, siapa musuhmu, harus bagaimana ? = Ustadz baik hati Kami kan menjawab Muslim temanku, Syetan musuhku wajib dijauhi Allah ta’ala tujuan kita Nabi Muhammad teladan kita Al Qur’an karim, pedoman kita Iman dan taqwa bekal utama La la la la la la la la la 2x La la la la la la la la la 2x 39. MASYITHOH Wahai Masyithoh putrid Islam yang mulia Imannya teguh pada Allah Taala Fir’aun tahu serta marah kepadanya Lalu disiksa dengan kejam tak terkira Masyithoh sholeh diberi hukuman yang mengerikan Tak gentar dengan rela hati Allahu Akbar 2x 40. SATRI KECIL Santri-santri kecil dari TPA MTA Bawa Qiroaty juga bawa Al Qur’an Bermain bernyanyi mengaji bersama Berseragam indah bagai kupu-kupu syurga 41. SHOLAT WAJIB Tak lupa tugasku setiap hari Sembahyang wajibku yang lima kali Shubuh Dhuhur ‘Ashar Maghrib dan Isya’ Tak mungkin aku lupakan slama-lamanya 42. SYAHADAT Asyhadu alla illaha illa Allah Waasyhadu anna Muhammadar rasulullah Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah Dan saya bersaksi Muhammad utusan Allah 43. CIPTAAN ALLAH Bila kupandang langit dan bumi Alam semesta ini Semua ciptaan yang Esa Ya ….. Allah Firman-Mu bagai sinar yang terang Menuju kebenaran Jauhkan aku dari siksaan Ya ….. Allah Pengasih dan penyayang Pada semua insane Memuji selalu nama-Mu Allah, Allah, Allah 44. ANGGOTA BADAN Kita hafalkan bersama Nama-nama anggota badan Dalam bahasa Arab Kepala rokshun, rambut sya’run Kening jabkhotun, mata ‘ainun Hidung anfun, telinga udzunun Dada shodrun, leher unuqun Famun mulut, shofkhotun bibir Sinun gigi, lisanun lidah Bagnun perut, rijlun kaki Yadun tangan, ashobiun jari-jari 45. BULAN HIJRIAH Mari kawan semua, kita menghafalkan Dua belas nama bulan dalam tahun Hijriayah Satu Muharrom, kedua Shafar Taga Robiul awal, empat Rabiul tsani Lima Jumadil ula, enam Jumadil tsaniyah Ketujuh bulan rojab, delapan bulan Sya’ban Sembilan Romadhon, sepuluh bulan Syawal Sebelas Dzulqoidah, Duabelas Dzulhijah 46. ALHAMDULILLAH PUNYA MATA Alhamdulillah, alhamdulillah Aku punya mata Mataku indah mataku bersih Oh Alhamdulillah Dapat kulihat dapat kupandang Pemandangan indah Aku bersyukur Alhamdulillah Terimakasih Allah 47. 10 MALAIKAT ALLAH 10 Malaikat Allah Jibril pembawa wahyu Mikail pembagi rizqi Isrofil peniup sangka kala Izroil pencabut nyawa Munkar dan Nakir penanya di kubur Rqib dan Atid pencatat amal Malik penjaga di Neraka Ridwan penunggu Syurga 10 Malaikat Allah 48. ALLAH MAHA MELIHAT Allah Maha Melihat hat … hat… Semua perilakumu mu… mu… Allah Maha Mendengar ngar…ngar… Semua perkataanmu mu…mu… Ayo kita waspada da…da… Jangat berbuat dosa sa…sa… Ingat ingat selalu lu…lu… Allah mengawasimu mu…mu… 49. RUKUN ISLAM DAN IMAN Rukun Islam ada lima Pertama ucap dua kalimat syahadat Keduanya sholat ketiga berpuasa Keempat zakat kelima naik haji Rukun Iman ada enam Percaya Allah, percaya pada malaikat Percaya Kitab Allah serta Nabi dan Rasul Percaya kiamat qodho dan qodar Rukun Islam harus dikerjakan Rukun Iman diyakini 50. I PI YA Ipiyaa ya ya ipiye Aku dadi cah Islam wae Yen awan tak pikerke Yen wengi tak impekke Imanku san soyo kuwate Ayo konco ayo konco Iki wis arep sasi poso Mulo padha nindhakno Iku sifat satriyo Bedho karo sifate buto 51. BELAJAR NGAJI Saya ingin belajar Bu Belajar di TPA Perlu cari ilmu Bu Ilmu yang berguna Blajar mengkaji Qur’an Bu Ilmu yang sempurna Besok untuk bekal Bu Kecil sampai tua Sungguh Qur’an itu Bu Petunjuk manusia Agar bahagia Bu Dunia akhiratnya 52. SHOLAT Sholat iku penggawe mulyo Laku gampang ora rekoso Lan ngilangake laku kang nistha Mumpung isih pada ana ndonya Tindake Nabi wajib den turut Nyembah Allah kelawan sujud Lan nindakake laku kang becik Ngedohi laku alo lan musyrik 53. MESEMMA Mesemmaaa…….. Yen ora bisa kandha Mesemmaaa…….. Yen ora pati cetha Mesemmaaa…….. Nadyan atimu rada gelo Mesemmaaa…….. Ngiras kanggo tamba Mesemmaaa…….. 54. BOCAH CILIK Bocah cilik-cilik Lungguh tharik-tharik Sandangane resik Tumindake becik Allah Pangeranku Muhamamd Nabiku Islam agamaku Al Qur’an kitabku 55. DOA IBU Sejak kecil kudiasuh Oleh ayah dan ibu Tak pernah dia mengeluh Malam kudijaga Pesan dari ibu guru Kuingat selalu Do’akanlah orang tua Biar masuk syurga Oh Tuhan, oh Tuhanku Dengarlah do’aku Kasihinilah ayah dan ibu Dan ampunilah dosanya 56. NABI YUNA Nabiyuna Nabi Muhamamd Ismu abi sayyid Abdullah Ummuhu sayyidah Aminah Wahyuwayyulladu bi Makkah Yaumul Isnain qobla subhi Syahrul April yaumul ‘Asyiri Amun fiil maulidun Nabi Khomsun mi’ah wahid wa sab’iin Nabiku Nabi Muhammad Ingkang romo sayyid Abdullah Ingkang ibu Siti Aminah Miyos dalem wonten ing Mekkah Dino Senen ing wayah subuh Sasi April tanggal rong puluh Tahun Fill miyose Nabi Limo pitu siji tahun Masehi 57. ALLAHU AKBAR Allahu akbar, Allahu Akbar Allahu akbar, Allahu Akbar Esuk-esuk uthuk-uthuk Gununge katon ngregunuk Genduk ojo ngantuk Kae adzane wis nyeluk Allahu akbar, Allahu Akbar Allahu akbar, Allahu Akbar Sisih wetan bang nerawang Ojo padha ongkang-ongkang Kakang menyang mblumbang Sesuci nuli sembahyang Allahu akbar, Allahu Akbar Allahu akbar, Allahu Akbar 58. ALLAH MAHA WELAS Duh Gusti nyuwun kawelasan Dateng sadaya kesaenan Duh Dzat kang welas Lan kang ngapura Mugi ngapunten Ing dosa kita 59. ASSALAAMU ‘ALAIKUM Assalaamu ‘alaikum Wa’alaikum salam Semoga sejahtera Atas karunia-Nya 60. BISMILLAH HIRRAHMAANIRROHIIM Bismillahirrohmaanirrohiim Dengan jalan rahmat dan kasih-Nya Mereka yang beriman mereka yang bertakwa Senantyasa dalam nikmat Allah MACAM-MACAM TEPUK 1. TEPUK ISLAM Tepuk Islam ( X X X ) agamamu ( X X X ) Islam ( X X X ) Tuhanmu ( X X X ) Allah ( X X X ) Nabimu ( X X X ) Muhammad ( X X X ) Kitabmu ( X X X ) Al Qur’an ( X X X ) temanmu ( X X X ) muslim ( X X X ) musuhmu ( X X X ) syetan 2. TEPUK TENANG Tepuk tenang ( X X X ) te ( X X X ) nang ( X X X ) tenang sedakep Mendel cep. 3. TEPUK KHOLIFAH Tepuk Kholifah ( X X X ) pertama ( X X X ) Abu Bakar ( X X X ) kedua ( X X X ) Umar ( X X X ) ketiga ( X X X ) Usman ( X X X ) keempat ( X X X ) Ali 4. TEPUK RUKUN ISLAM Tepuk rukun Islam ( X X X ) pertama ( X X X ) syahadat ( X X X ) kedua ( X X X ) shalat ( X X X ) ketiga ( X X X ) puasa ( X X X ) keempat ( X X X ) zakat ( X X X ) kelima ( X X X ) haji 5. TEPUK RUKUN IMAN Tepuk rukun Iman ( X X X ) pertama ( X X X ) pada Allah ( X X X ) kedua ( X X X ) Malaikat ( X X X ) ketiga ( X X X ) Kitab-Nya ( X X X ) keempat ( X X X ) Nabi-Nya ( X X X ) kelima ( X X X ) Hari Kiamat ( X X X ) keenam ( X X X ) Taqdir 6. TEPUK AL QUR’AN ( X X X ) pertama ( X X X ) Al Fatihah ( X X X ) kedua ( X X X ) Al Baqorah ( X X X ) ketiga ( X X X ) Ali Imran ( X X X ) keempat ( X X X ) An Nisa’ ( X X X ) kelima ( X X X ) Al Maidah ( X X X ) keenam ( X X X ) Al An’am ( X X X ) ketujuh ( X X X ) Al A’raf ( X X X ) kedelapan ( X X X ) Al Anfal ( X X X ) kesembilan ( X X X ) At Taubah ( X X X ) kesepuluh ( X X X ) Yunus 7. TEPUK ISTIQOMAH ( X X X ) Aku ( X X X ) Anak Islam ( X X X ) Slalu bangga ( X X X ) dengan Islam ( X X X ) Jadi mentri ( X X X ) tetap Islam ( X X X ) Jadi mantri ( X X X ) tetap Islam ( X X X ) Pak polisi ( X X X ) tetap Islam ( X X X ) Sampai mati ( X X X ) tetap Islam ( X X X ) Islam Islam yes. 8. TEPUK ISLAM JAYA ( X X X ) I ( X X X ) S ( X X X ) L ( X X X ) A ( X X X ) M ( X X X ) Islam …. Jaya. 9. TEPUK SHOLAT ( X X X ) Lima waktu ( X X X ) kulakukan ( X X X ) Hati riang ( X X X ) jiwa lapang ( X X X ) Subuh ( X X X ) Dhuhur ( X X X ) Ashar ( X X X ) Maghrib ( X X X ) Isya’ ( X X X ) tak pernah ( X X X ) kutinggalkan 10. TEPUK PANJI ISLAM Panji Islam kan datang ( X X X hey ) Umat Islam kan menang ( X X X hey ) Tak henti kami berjuang ( X X X hey ) Agar panji Islam menjulang ( X X X hey )

1 komentar:

Ichi mengatakan...

pencetus metode BCM itu siapa kak??

Posting Komentar