Sejarah
Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi
sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin
tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah
sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di
sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan
penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan
juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh
“berhala-berhala†yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud
“berhala†yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman
itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan
haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala
kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi
kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah
(bani/kaum).
I.
Kelahiran Sang Nabi
Pada
saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap
gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia
bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari
di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha
bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah
cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan
bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12 Rabi’ul awwal
menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad
setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang
ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi
bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki
silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail
AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan
mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para
Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam
AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar
yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang
bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan
peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan
batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah,
yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman,
namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan
oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului
peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah,
Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang
merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya
untuk membawa nur Muhammad dan “meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang
isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar.
Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat
dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat
tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang
suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya,
datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada
Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata – kata ini kepada wanita
ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang
suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya
mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih
dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita
datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik
– baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang
ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita
mulia ini berkata : “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia
paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik – baik hingga kelahirannya.
Saat
ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain – 17
tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa
tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa
juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum
lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya
ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang
kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra
Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri
(Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki
profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa
waktu kehidupannya untuk menjadi “gembala†domba yang lebih besar, inilah
pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi
orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai
menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak
menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip
kalimat Nabi berikut ini, “ Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh
jabatan kerasulan.†Orang bertanya kepada Nabi,†Apakah Anda juga pernah
menjadi gembala?†Beliau menjawab,†Ya. Selama beberapa waktu saya
menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.â€
Sang bintang terlahir
bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai
seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat
bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua
orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua
dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi,
kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit.
Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai “orang jujur†(al-Amin), ia
menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah
memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain.
Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba
di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh
Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan,
Sang bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa
kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah,
Maisarah, berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki
Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan
keuntungan besar yang kita dapatkan.†Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah
sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke
ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang
dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama
perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di
bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya,
kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian
ia berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang
tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah
menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si
hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu
adalah nabi berbangsa Arab.
II. Pernikahan
Kebanyakan sejarawan
percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah
binti ‘Aliyah sebagai berikut:
“Wahai Muhammad! Katakan
terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki
kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!†Apakah anda akan
menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan,
kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?†Nabi menjawab,â€Apa maksud Anda?â€
Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,†Apakah Khodijah siap untuk
itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?†Nafsiah berujar “Saya
mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu
menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (‘Amar bin Asad) dapat mendampingi
Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat
diselenggarakan".
Kemudian Muhammad
membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung
pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato,
mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata
demikian, “Keponakan saya Muhammad bin ‘Abdullah lebih utama daripada
siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan
yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".
Waraqah, paman Khodijah,
tampil dan mengatakan sambutannya, “Tak ada orang Quraisy yang membantah
kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.†Upacara
pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan dua
puluh ekor unta.
Sang bintang sekarang
mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari
perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan
Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing
Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal
sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang
mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka’bah.
Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding ka’bah
mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka’bah tapi
takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis,
meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang
Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi
sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan
persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu.
Pada saat pembangunan kembali ka’bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai
berikut, “Dalam pembangunan kembali Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah
kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram
atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.â€
Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang
kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih
melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat
ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta
kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja
melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita kembali lagi
menuju Mekah, ketika dinding ka’bah telah dibangun dalam batas ketinggian
tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap
ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa
bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini
kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda
lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di
antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin
Quraisy seraya berkata,â€Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk
melalui Pintu Shafa.†(buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui
gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru,
“Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!â€
Untuk menyelesaikan
pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau
meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian
meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu.
Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada
tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri
pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang Maha Konsep
sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah
banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada
bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi
bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud
lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan
selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi
manusia ‘ilahi’. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai
manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum
pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan,
dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan
ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam
terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang
rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk
pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia
mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan
manusia.
Gunung Hira, puncaknya
dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa
menyangkut “sahabat karibâ€-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu
tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,†disinilah dulu anak Hasyim
itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi
Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku
telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian
menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari
kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
III. Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat diturunkannya
kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk
menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang.
Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat
tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya,
akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas
kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia,
dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik
Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin
yang berada di Gunung Hira’. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat
puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya
dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang
dikemukakan dalam Al-qur’an sebagai berikut
“Bacalah dengan [
menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari
[manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinyaâ€.
Ayat ini dengan tegas
menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas
bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan,
kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad,
pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan
sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang
kepadanya ummat manusia memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang
mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah
memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong,
yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat
Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun
dari Gua Hira menuju rumah “Khodijahâ€. Jiwa agung Nabi disinari cahaya
wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril.
Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah
dan aku Jibrilâ€. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara
berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah
adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam
adalah ‘Ali.
Muhammad
mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling
kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan
memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,†Sesungguhnya, pemandu suatu
kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada
sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada
Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya!
Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan
kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga
Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada manusia yang pernah
membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya
membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan
kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian
yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima
wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?â€.
Ketika
pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. ‘Ali,
remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya
berkata dengan mantap,†Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.†Nabi
menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang
menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu
berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,†Pemuda ini adalah saudara,
washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti
dia".
Pemakluman khilafah
(imamah) ‘Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua
kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada
masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini
dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang
tak terpisahkan.
Peristiwa diatas
membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran ‘Ali. Karena, dalam pertemuan di
mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan,
ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan
mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi
yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang
hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk
menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.
Setelah berdakwah kepada
kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad,
berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah
terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik
dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk
menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya.
Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan
dengan berkata,†Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita
dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh
kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya,
kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan
kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti
perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan
tabib ahli untuk merawatnya…â€.
Abu Tholib berpaling
kepada Nabi seraya berkata,“ Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda
berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.†Nabi
menjawab,†Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan
empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu
mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut
mereka.†Abu Jahal bangkit sambil berkata, “ Kami siap sepuluh kali untuk
mendengarnya.†Nabi menjawab,†Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.â€
Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret
panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka
berkata,†Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah
saja?â€
Orang Quraisy meninggalkan
rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus
memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu
dikatakan,
“Dan mereka heran
karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan
orang-orang kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan
pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan
tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini;
ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.â€
Banyak sekali contoh
penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi
penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith melihat Nabi
bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan
menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut
kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap
kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani
Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan – pria serta beberapa orang
tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus
, para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri
yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut
hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan
adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan
bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda.
Pasukan Syirik Quraisy
kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda
anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi
Gila, larangan mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi orang masuk Islam,
sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan
sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman
“Demikianlah, tiada
seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain
mengatakan,’ Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka
saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum
yang melampaui batas.â€
Kaum Quraisy pun gagal
melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi
orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak
kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti
pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang
Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya
tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama
keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan
bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam
keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang
menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat.
Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah
berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun
itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy,
tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu
Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad.
Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah,
dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka
tahun ini dinamakan ‘Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang
terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang
ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti
dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya,
berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali
dia bertanya kepada ayahandanya,†Ayah, kemana Ibu?†Kalau sudah begini,
tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul
merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu
Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad
berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal
dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab
bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi
terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi,
‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena
sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy yang berada
di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari,
dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut
balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira
Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan
duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir
itu. Al-Qur’an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan [ingatlah]
ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan
tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas
tipu daya.
Ali berbaring melewati
cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia
bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani
mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang
yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk
Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,â€Tidurlah di ranjang
saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya
gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke
Yastrib. ‘Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam
lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka
melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang
tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba fajar. Semangat
dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan
segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang
menimbulkan suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan
menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,â€Apa yang terjadi
?†Mereka menjawab,â€Kami mencari Muhammad. Di mana dia?†’Ali
berkata,†Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus
menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di
rumah.†Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal
12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah
Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ
sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke
Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang Quraisy mengetahui
hijrahnya ‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi,
Fatimah binti ‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib – karena
itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan.
Perselisihan pun terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya
terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah nampak di wajahnya.
Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil
sikap damai dan berbalik pulang.†Ketika ‘Ali tiba di Quba, kakinya
berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki.
Nabi dikabari bahwa, ‘Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera
nabi ke tempat ‘Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki ‘Ali membengkak,
air mata Nabi menetes".
Penduduk Yastrib – yang
kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan Nabi. Mereka
mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah
manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad menyusun
kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela
meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini
menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap
untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari
Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang
selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy
dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan Hamzah
tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada
Muawiyah, ‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang saya
gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun
Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda
(Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan
‘Ali tidak pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan.
Nabi mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit) – disebut
juga dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,†Nilai pengorbanan
itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat
kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum
kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng Khaibar
Pada perang Khaibar ketika
semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan
benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena
sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng,
bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang
membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan ‘Umar ini.
Kebisuan orang-orang
sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,†Dimanakah
‘Ali? “ Dikabarkan kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan
sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,†Panggil dia.†‘Ali
diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi.†Pernyataan ini
menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi
menggosokkan tangannya ke mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata ‘Ali langsung
sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan ‘Ali
maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya
60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar
itu dari ‘Ali melalui jalur khusus,†Saya mencabut pintu Khaibar dan
menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai
jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi.†Seseorang bertanya
kepadanya,†Apakah Anda merasakan beratnya?†‘Ali menjawab,†Saya
merasakannya sama berat dengan perisai saya.†Masih banyak lagi
peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir
Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa
pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait
al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum
Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap
pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan
Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia
terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
VI. Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah,
perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera
mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum
pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan
siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan
bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan
kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan
menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar
pasukan musuh tersebut.
Di dekat kuburan Abu
Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat
kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan
Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah... Membisu di depan
Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan
Fir’aun-fir’aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang
menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu menatap kepada
orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah
berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan
pembelanya.
Nabi memasuki Mekah dan
bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang
tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad
berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu
begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah
memeranginya pengampunan dan beliau berkata “... Pergilah, Anda semua adalah
orang-orang yang dibebaskan!â€
Kini, di Shafa, laki-laki
yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya
yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan
yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak
pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang
–orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Ba’iat.
Setelah penaklukan Mekah
masih ada beberapa peperangan besar berlanjut – semasa hidup Nabi - yaitu
Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini,
sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung
dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi
Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang
kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai “ Ayyuhan Nas, mau kemana kalian
?†Wahai orang-orang yang ikut bai’at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang
kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah
pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka!
Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi
memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah
kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya
dengan, “Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...!â€
Pasukan Islam kembali
memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah
agungnya telah selesai, dan kini – tidak bisa – tidak di harus melihat
pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran
yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa
mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah,
haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut
didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di
Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan ..
sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji
meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa’idah , Nabi disertai semua isterinya,
menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang
Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang
mengucapkan,â€Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku
datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi
panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu...â€
Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi
seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan
perempuan – dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir
yang sebelumnya tak pernah dikenal orang – bergerak menuju satu arah. Medan
ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan
manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian
terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan
hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad
dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa
ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian
pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa
“penguasa†itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika
dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah,
disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin
memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan
kepada Maksud.
Matahari tepat di tengah
siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke
atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang.
Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya,
Rosulullah berkata,â€Tahukah kalian, bulan apa ini ?â€
Mereka serentak
menjawab,â€Bulan Haram!†.....
...â€Ayyuhan Nas, camkan
baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan
bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya...
Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga
kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah
itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu.
Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai
amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak
menerimanya.....â€
Akar-akar syirik telah
dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim,
tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan
pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin,
raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa.
Muhammad telah
melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka
mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak
lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang?
Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada
Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukurâ€.[Petikan dari laman. fatimah.org]
Satu-satunya
rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw.
Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan
keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi
kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun
demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.
Pada lembaran ini penulis mencoba memperkenalkan Nabi Muhammad saw secara singkat dari beberapa sisi, dengan harapan dapat bermanfaat dan membantu kita semua.
1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad, Mahi, Hasyir, ‘Aqib, Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim…
Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
3. Kelahirannya
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran nabi Muhammad saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
8. Anak dan Putrinya
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.
Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah.
Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa.
"…Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu…" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad saw.
‘Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam.
Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12. Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"
Sekedar contoh, penulis paparkan dua sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesty besar-besaran kepada penduduk Makkah.
13. Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan, 2) bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3) dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya, 4) saya diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).
14. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?"
15. Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca:
"مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى."
Pada lembaran ini penulis mencoba memperkenalkan Nabi Muhammad saw secara singkat dari beberapa sisi, dengan harapan dapat bermanfaat dan membantu kita semua.
1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad, Mahi, Hasyir, ‘Aqib, Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim…
Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
3. Kelahirannya
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran nabi Muhammad saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
8. Anak dan Putrinya
Anak dan putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.
Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah.
Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa.
"…Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu…" kata Waraqah.
"Apakah mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad saw.
‘Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam.
Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12. Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"
Sekedar contoh, penulis paparkan dua sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesty besar-besaran kepada penduduk Makkah.
13. Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan, 2) bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3) dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya, 4) saya diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia)." (HR. Muslim).
14. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?"
15. Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca:
"مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى."
0 komentar:
Posting Komentar